Reuters


LONDON - Penemuan metode baru pelacakan sidik jari oleh peneliti Inggris memungkinkan polisi membongkar kasus-kasus lama yang sulit terpecahkan.

Peneliti Inggris mampu membuktikan sidik jari penembak melalui karat yang menempel pada peluru atau barang bukti lain berjenis logam.

Metode konvensional yang telah digunakan selama 100 tahun meggunakan cairan kimia yang mampu bereaksi dengan keringat tersangka yang tertinggal pada barang bukti. Reaksi tersebut kemudian memberikan gambaran sidik jari yang dapat digunakan polisi menemukan tersangka. Namun, cara seperti itu terkadang sulit untuk dilakukan, karena banyak tersangka menghapus atau menghilangkan jejak keringat yang menempel, sehingga metode menggunakan cairan itu menjadi tidak berguna.

Seperti dikutip Reuters, Sabtu (6/9/2008), peneliti Inggris John Bond mengatakan teknik baru yang ditemukan membuat polisi mampu menemukan sidik jari meskipun tersangka telah menghapus bekas keringat yang menempel.

Peneliti mampu menemukan sidik jari melalui karat yang menempel pada benda-benda logam seperti peluru, karena sekalipun telah dihapus keringat tetap membuat sebagian logam menjadi berkarat. Caranya, hanya dengan melapisi logam yang berkarat itu dengan sebuah bubuk dan mengaliri listrik dapat memberikan gambaran tentang sidik jari tersangka.

"Teknik itu memang belum sepenuhnya terbukti karena semua keringat manusia mengandung garam yang mampu membuat karat pada logam," kata Bond.

Tetapi, untuk kasus pembunuhan yang menggunakan senjata api, teknik itu akan sangat membantu untuk menyediakan bukti informasi untuk menentukan identitas tersangka.

Saat ini, lanjut Bond, teknik itu telah digunakan kepolisian Inggris dan Amerika Serikat untuk membuka tiga kasus lama, seperti dua kasus pembunuhan yang belum terbongkar selama 10 tahun.

Detektif kepolisian Kingsland Christhoper King menyambut baik penemuan metode itu, karena membantu mengungkapkan kasus yang belum terselesaikan. "Penemuan itu sangat mengejutkan, saya sangat optimis dengan metode itu," ujarnya