NEW YORK
- Tren ternyata telah bergeser dan minat publik berubah seiring berkembangnya dunia maya. Sebuah penelitian berhasil melaporkan bahwa publik lebih tertarik mengakses situs jejaring sosial daripada situs porno.

Fakta terbaru ini ditemukan dari hasil analisa seorang maniak internet yang menganalisa kebiasaan lebih dari 10 juta pengakses internet dalam menggunakan search engine, Bill Tancer. Dari hasil pencariannya menunjukkan tinjauan terbaru tentang bagaimana masyarakat sudah berubah.

"Terdapat beberapa pola dalam penggunaan internet yang cenderung spesifik dan bisa diprediksikan, seperti pencarian soal info diet hingga pakaian pesta," ujar Tancer dalam sebuah wawancara seperti yang dikutip dari Reuters, Kamis (25/9/2008).

Hasil penelitiannya mengungkap bahwa kebanyakan orang mencari tahu tentang obat anti depresi sekitar bulan November atau menjelang perayaan Thanksgiving di wilayah Amerika Serikat. Namun ada penemuan yang mengejutkan dari penelitiannya.

"Trafik mengakses situs-situs jejaring sosial meningkat sedangkan trafik mengakses situs porno malah menurun," paparnya.

Menurut data yang didapat Tancer, sepuluh tahun lalu pencarian yang berhubungan pornografi mencapai 20 persen dari total pencarian di internet, kini hanya tinggal 10 persen dengan berkurangnya pengakses situs porno dari rentang umur 18 hingga 24 tahun.

"Menurut teori saya, para pengakses dari usia muda tersebut lebih banyak menghabiskan waktu dengan berteman di situs sosial daripada ?menengok? situs orang dewasa," terang Tancern.

Pergeseran minat lain yang Tancern temukan lagi adalah orang-orang lebih menyukai mengakses situs selebritis ketimbang situs yang berbau agama, politik, dan kombinasi diet. Ia juga mensinyalir bahwa pengguna internet sedang senang-senangnya mencari foto kandidat wakil presiden dari partai Republik, Sarah Palin, ketimbang informasi tentang kebijakan politik yang sudah ia buat selama karir berpolitiknya.

"Masyarakat lebih berfokus pada gambar diri, seperti banyaknya orang yang ingin tahu seberapa tinggi Obama hingga mencari fotonya di internet," jelasnya.

Namun Tancern juga menangkap adanya indikasi bahwa semakin cepatnya sebuah informasi menyebar, semakin luas juga tersebarnya informasi salah.

"Dengan meledaknya informasi salah di internet, Saya rasa suatu hari nanti akan ada seseorang yang mengembangkan piranti lunak untuk menyaring berita sehingga didapatkan informasi akurat," simpul Tancern.

Komentar Tancern tersebut dituturkan beberapa hari setelah seorang pencipta situs, Sir Tim Berners-Lee, yang membuat sistem untuk mengurutkan kebenaran dari situs internet sekaligus meluncurkan yayasan amal yang bertujuan mengembangkan internet ke masyarakat yang lebih luas.

Sebagai informasi, Bill Tancern juga berprofesi sebagai general manager dari sebuah perusahaan penelitian internet global, Hitwise, dan telah menelurkan buku berjudul Click: What Millions of People are Doing Online and Why it Matters.